AKU INI BINATANG JALANG : Koleksi Sajak 19421949 /
Chairil Anwar
text
Jakarta : Gramedia,
2022
ind
Puisi pertama dalam buku “Aku Ini Binatang Jalang” Oktober 1942 berjudul Nisan. Puisi ini mengisahkan Chairil Anwar ketika kematian merenggut nyawa sang nenek. Chairil tertegun melihat kenyataan itu. Dalam larik pertama “Bukan kematian benar menusuk kalbu” menggambarkan bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti dihadapi oleh setiap yang hidup, datang dan mendekat kepada kita atau pada orang yang dekat dengan kita. Chairil menggambarkan sekujur sosok yang begitu tenang atau barangkali dapat dikatakan tidak berdaya. Sementara sang nasib, begitu dingin tanpa belas kasihan, perlahan-lahan menyerut umur sang pemilik.
Kematian membuat Chairil melihat dua hal. Pertama, betapa tak berdayanya manusia menghadapi sang maut. Kedua, betapa angkuhnya sang maut melaksanakan tugas yang bekerja tanpa mau berkompromi. Sehingga Chairil berkata tentangnya dalam bait “Tak kutahu setinggi itu atas debu, dan duka maha tuan bertakhta”.
Puisi Indonesia
URN:ISBN:978-602-03-3244-4