02194 2200217 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001300122084001900135100002500154245004700179250001100226260003100237300002700268500161900295600003701914990002501951INLIS00000000000122820230331090035 a0010-0323000122ta230331 j j ind  a978-602-06-3184-4 a899.2213 a899.2213 SAP m0 aSapardi Djoko Damono1 aMENGHARDIK GERIMIS /cSapardi Djoko Damono aCet. 1 aJakarta :bGramedia,c2019 a98 hlm ;c13,5 x 20 cm aMenghardik Gerimis merupakan buku kumpulan cerpen karya Sapardi Djoko Damono. Cerpen pertama yang disuguhkan pastilah sesuai dengan judul buku, yaitu Menghardik Gerimis. Kisah yang disuguhkan mengenai seorang lelaki yang membenci gerimis, namun mencintai hujan. Baginya, gerimis sengatlah jahanam, gerimis selalu datang secara sembunyi-sembunyi, tanpa memberi tahu. Bahkan dengan liciknya gerimis membasahi lantai. Hingga pada suatu hari, si lelaki terpeleset hingga patah tulang. Berlainan nasib dengan gerimis, hujan sangat dicintai lelaki itu. Hujan di matanya selalu terus terang, hadir dengan suaranya yang lantang, dan tentunya tidak membuat lelaki itu jatuh dan patah tulang. Begitulah perangai lelaki itu, meskipun istrinya yang sedang hamil tujuh bulan selalu memperingatkannya untuk bisa menahan amarah dan tidak menghardik gerimis tiap kali gerimis datang. Dalam kumpulan cerpen Menghardik Gerimis ada sekitar 5 cerpen karya penyair lainnya yang ikut terlibat meruntuhkan ribuan hati pembaca. Nano Riantiarno, Afrizal Malna, Mas Don, Jokpin, dan Günter Wilhelm Grass. Kelima nama penyair tersebut juga terpampang dalam Menghardik Gerimis. Di antara tumpukan cerpen itu ada salah satu kisah tentang sungai yang jatuh cinta kepada manusia, lebih tepatnya mereka saling mencintai. Begitu dalam menceritakan perjuangan dalam mempertahan cinta dengan cara yang unik. Sungai mengajak kita untuk memahami seperti apa hakikat dan puncak cinta, serta bagaimana wujud dari rasa saling mencintai. Melalui kisah yang singkat Sungai mampu membuka hati kita bagaimana cinta harus dipahami dengan sebenar-benarnya. 4afiksi Indonesia, prosa Indonesia a02101/PSMUH/Hib/2023