03155 2200205 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059082000800100084001400108100001800122245003600140250001000176260003900186300003600225500264500261600001802906990002502924INLIS00000000000001520210505104847 a0010-0521000009ta210505 d f ind  a823 a823 DEF r0 aDefoe, Daniel1 aRobinson Crusoe /cDaniel Defoe aed. 1 aUK :bBPC Paulton books Ltd,c1995 a277 :bterdapat gambar ;c24 cm aRobinson Kreutznaer adalah nama asli Robinson Cruesoe. Dilahirkan dari keluarga yang cukup terpandang, Crusoe mendapatkan bekal pendidikan yang sudah memadai. Ayahnya menginginkan Crusoe masuk sekolah hukum, namun Crusoe sendiri lebih berminat menjadi pelaut. Dan ini ditentang oleh Ayahnya. Dalam sebuah perbincangan Ayah Crusoe menyatakan bahwa ia akan selalu mendoakan Crusoe, namun jika ia memantau kemauannya maka sang Ayah tidak bertanggung jawab jika terjadi hal buruk pada dirinya dan mengingatkan bahwa Tuhan tidak akan memberkatinya. Crusoe kemudian memutuskan pergi berlayar untuk pertama kalinya. Badai ganas yang dialaminya dalam perjalanan membuat Crusoe bersumpah bahwa jika ia selamat dari pelayaran maka ia akan langsung pulang ke rumah Ayahnya dan tidak membiarkan dirinya terjerumus dalam penderitaan itu. Akankah Crusoe menepati janjinya? Walaupun berulang kali bahaya, dan berkali-kali pernyataan yang sumpah dan janji yang ia ucapkan dalam hati, namun tak pernah membuat Crusoe benar-benar menyukai kesukaannya pergi berlayar. Sampai pada suatu saat, ia tergoda untuk melakukan perjalanan yang kelak akan menyadarkan ia pada perenungan dan kata-kata Ayahnya. Kapal yang ia tumpangi terseret gelombang besar. Tak ada yang selamat. Hanya ia sendiri di pulau terpencil yang tak berpenghuni. Bagaimana ia bertahan hidup? Novel ini mengisahkan secara rinci bagaimana Crusoe dipaksa oleh keadaan untuk melindungi dirinya dengan memanfaatkan sumber alam yang ada. Bagian menarik ada pada kondisi psikologis yang dilayani oleh Crusoe selama ia hidup sendirian. Melalui renungan dan penyesalan ia menemukan Tuhan, yang ia sadari ketika dirinya mengalami sakit. Dan sekalipun Crusoe ingin sekali diselamatkan dari pulau itu, perlahan ia mulai dikurangi doa agar dibebaskan dari kesendirian. Baginya semua belumlah apa-apa dibandingkan dosa-dosa masa lalu yang membebaninya. Novel ini tidak hanya bercerita tentang bertahan hidup Crusoe dan renungan psikologis yang dialaminya. Bagian lain buku ini juga menarik sikap superioritas bangsa Inggris, yang dicerminkan dalam kisah pertemuan Crusoe dengan Friday. Walaupun pada kenyataan, hampir semua bangsa di dunia memiliki kecenderungan untuk menganggap dirinya lebih tinggi dari bangsa lainnya. Sebagai petualangan novel, Robinson Crusoe memang memiliki keasyikan terpisah. Walau saya tidak terganggu dengan kemunculan bangsa kanibal. Namun mungkin juga itu sebuah pesan, bahwa dalam hidup senantiasa ada lonjakan-lonjakan kecil, naik dan turun. Itulah dinamika hidup. Dan setiap manusia diberi kemampuan untuk menghasilkan hidup. Untuk gigih manusia harus berjuangan. 4afiksi inggris a00015/PSMUH/Hib/2020