03679 2200241 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020001800100082001300118084001900131100002800150245004700178250001000225260003200235300002800267600003700295500303000332990002503362990002503387990002503412INLIS00000000000149220231206103209 a0010-0823000039ta231206 d 1 ind  a979-3604-02-6 a899.2213 a899.2213 HAB a0 aHabiburahman El Shirazy1 aAYAT-AYAT CINTA /cHabiburahman El Shirazy aCet 1 aJakarta :bRepublika,c2008 a420 hlm ;c20,5x13,5 cm 4aFiksi Indonesia ,Prosa indonesia aNovel ini mengisahkan kehidupan Fahri, tokoh utama, yang diwarnai dengan kisah hubungan lelaki dengan perempuan. Fahri adalah seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al Azhar, Mesir. Ia selalu berusaha meneladani Rasulullah Saw. Dalam segala tindak tanduknya. Hal itu tercermin dari perilakunya sehari-hari, baik di dalam bertetangga, berinteraksi dengan lawan jenis, maupun dengan sesame muslim dan nonmuslim. Dakwah adalah aktivitas kesehariannya. Bagi Fahri, dakwah bisa dilakukan di manapun dan kapanpun. Diceritakan bagaimana ia menjelaskan hukum interaksi laki-laki dengan perempuan yang bukan mahram kepada tetangganya, Maria, yang merupakan pemeluk Kristen Koptik yang taat. Perasaan Fahri diceritakan dengan baik ketika ia harus menjadi rebutan tiga orang perempuan. Pada bagian cerita bulan madu Fahri dan Aisha digambarkan terjadinya adegan percintaan yang selalu merupakan bagian penting dari satu novel asmara. Di sinilah terlihat kelebihan lain novel ini yang menceritakan hubungan suami-istri, tetapi tidak terjatuh ke dalam kevulgaran. Inti plot adalah kisah cinta segi empat antara Fahri ("aku") dengan Aisha, Maria, dan Noura. Dalam hubungan persahabatan yang diwarnai getar-getar isyarat cinta antara Fahri dengan ketiga gadis itulah plot novel ini berkembang. Pada akhir cerita Fahri menikahi Aisha—sebagai akhir kendali alur cerita dan sumber-sumber ide pencerahan. Kehidupan Fahri berubah 180 derajat ketika ia menikah dengan seorang muslimah Turki. Dari seorang mahasiswa miskin yang berangkat ke Mesir dengan menjual sawah warisan keluarga satu-satunya, ia menjadi suami pemilik perusahaan besar yang laba bulanannya berkisar milyaran rupiah. Hidupnya pun menjadi seperti mimpi: tinggal di apartemen yang berada di kawasan elit Kairo, yang juga merupakan tempat tinggal para selebriti kota Mesir, memiliki istri yang salehah, cantik, dan kaya-raya. Keimanan dan keikhlasan Fahri diuji ketika ia harus masuk penjara karena difitnah sebagi pemerkosa. Di dalam penjarapun Fahri tetap menjalankan ibadah sunah, seperti salat tahajud. Tak hanya itu, sekalipun di penjara ia tetap menimba ilmu dari seorang Guru Besar Ekonomi yang dipenjara karena kritik-kritik pedasnya. Dari sini Fahri sudah bertindak sebagai santri salaf yang haus ilmu. Selain cobaan di dalam penjara, Fahri juga menghadapi godaan berupa tawaran untuk menyuap agar ia bisa dibebaskan. Terbersit juga ide untuk memberikan kesaksian palsu untuk memberi kesan bahwa orang yang dipenjara tidak bersalah. Namun, ia tetap memegang teguh prinsip untuk tetap berjalan berdasarkan tuntunan Alquran. Dalam kasus Fahri, kebenaran tetap tak dapat disembunyikan. Akhirnya ia dapat bebas dari penjara sebelum masa hukuman berakhir, berkat kesaksian yang dibeberkan oleh orang-orang yang tadinya memberikan kesaksian palsu. Sumber: https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Ayat-Ayat_Cinta | Ensiklopedia Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia a02376/Psmuh/Bos/2023 a02377/Psmuh/bos/2023 a02560/Psmuh/Hib/2023