01900 2200229 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020001900100082001000119084001600129100001800145245008400163250001100247260004000258300004000298520126400338600001801602990002501620990002501645INLIS00000000000031920211110012450 a0010-1121000005ta211110 d h ind  a979-8424-04-02 a808.1 a808.1 ISM m1 aIsmail Taufik1 aMalu (Aku) Jadi Orang Indonesia :bSeratus puisi Taufik Ismail /cTaufik Ismail aCet. 3 aJakarta :bYayasan Indonesia,c2003 a208 hlm :bTerdapat Gambar ;c21 cm aTakut ‘66, Takut ‘98 Mahasiswa takut pada dosen Dosen takut pada dekan Dekan takut pada rektor Rektor takut pada menteri Menteri takut pada presiden Presiden takut pada mahasiswa. 1998 12 Mei, 1998 Mengenang elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana dan Hafidhin Royan Empat syuhada berangkat pada suatu malam, gerimis air mata tertahan di hari keesokan, telinga kami lekapkan ke tanah kuburan dan simaklah itu sedu-sedan, Mereka anak muda pengembara tiada sendiri, mengukir reformasi karena jemu deformasi, dengarkan saban hari langkah sahabat- sahabatmu beribu menderu-deru, Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu. Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom abad dua puluh satu, Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi kalian tertinggi di Trisakti bahkan di seluruh negeri, karena kalian berani mengukir alfabet pertama dari gelombang ini dengan darah arteri sendiri, Merah putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang matahari, tak mampu mengibarkan diri karena angin lama bersembunyi, Tapi perluru logam telah kami patahkan dalam doa bersama, dan kalian pahlawan bersih dari dendam, karena jalan masih jauh dan kita perlukan peta dari tuhan. 1998 4aretorik puisi a00418/PSMUH/Hib/2005 a00419/PSMUH/Hib/2005