Nyanyian Tanah Air /
Saini K. M.
text
Jakarta : Grasindo,
2000
ind
Beberapa pilihan puisi karya Saini K.M. dalam Nyanyian Tanah Air
SAJAK BUAT ANAKKU
Sampai di manakah cinta Ayah dan Ibu, Anakku
kalau tidak hingga ke ujung-ujung jari?
Akan tinggal saja menggapai, melambai dari stasiun kecil.
Pelabuhan terpencil.
Kemudian engkau sendirilah Ayah dan Ibu
dari Nasibmu
Terimalah Bumi dan Langit, hujan terik
siang serta malam hari kalbumu.
Sekali kan tiba saat kau tegak sendiri
Berdirilah atas bahu, ya, pijaklah kepala kami
jangkau bintang-bintang yang dari abad ke abad
cuma dapat kami tengadahi!
1963
SURAT BERTANGGAL 17 AGUSTUS 1946
Kami sambut fajar kami dengan cara tersendiri:
Tenggorok perunggu serak memaki-maki angkasa hitam
yang gemetar atas bumi karat dan rongsokan
tempat tulang-tulang abad lampau rapuh oleh asin air mata.
Hari ini pemuda-pemuda mengganti hati mereka dengan baja
Agar bisa tidur berbantal batu dan berselimut angin
Sedang bagi gadis-gadis kami hadiahkan mawar api
Kembang di ujung senapan, bau mesiu alangkah wangi!
Dengar! Lidah-lidah api memanggil di malam sepi,
berdentam, berdesing!
Kami pun ke luar, membajak Tanah Air dengan sangkur
telanjang
Menyiramnya dengan darah, memupuknya dengan serpihan
daging,
karena langit hanya menghujankan api dan besi, api dan besi.
1965
KOTA KELAHIRAN
Menghimbau kotaku di dasar hijau lembahmu
Dinafasi angin di dua musim
Ketika fajar berlinang embun
Dan gugur bunga-bunga kemarau.
Berapa banyak di sana bulan jatuh ke kali
Terapung dalam alir rindu kita
Surat-surat terlambat atas rentangan rel kereta
Jendela yang senantiasa terbuka ke arah masa lalu.
Berapa banyak di sini hujan menguyupkan hatiku
Dan malam lewat atas pelupuk mata terbuka
Jalan panjang merangkai tahun ke tahun
Di likunya wajah-wajah berdesak menyuruki sepi.
1960
Filsafat & teori kesusastraan