Nyanyian Tanah Air Saini K. M. text Jakarta Grasindo 2000 Cet. 1 ind
text
regular print
136 hlm ; 21 cm
Beberapa pilihan puisi karya Saini K.M. dalam Nyanyian Tanah Air SAJAK BUAT ANAKKU Sampai di manakah cinta Ayah dan Ibu, Anakku kalau tidak hingga ke ujung-ujung jari? Akan tinggal saja menggapai, melambai dari stasiun kecil. Pelabuhan terpencil. Kemudian engkau sendirilah Ayah dan Ibu dari Nasibmu Terimalah Bumi dan Langit, hujan terik siang serta malam hari kalbumu. Sekali kan tiba saat kau tegak sendiri Berdirilah atas bahu, ya, pijaklah kepala kami jangkau bintang-bintang yang dari abad ke abad cuma dapat kami tengadahi! 1963 SURAT BERTANGGAL 17 AGUSTUS 1946 Kami sambut fajar kami dengan cara tersendiri: Tenggorok perunggu serak memaki-maki angkasa hitam yang gemetar atas bumi karat dan rongsokan tempat tulang-tulang abad lampau rapuh oleh asin air mata. Hari ini pemuda-pemuda mengganti hati mereka dengan baja Agar bisa tidur berbantal batu dan berselimut angin Sedang bagi gadis-gadis kami hadiahkan mawar api Kembang di ujung senapan, bau mesiu alangkah wangi! Dengar! Lidah-lidah api memanggil di malam sepi, berdentam, berdesing! Kami pun ke luar, membajak Tanah Air dengan sangkur telanjang Menyiramnya dengan darah, memupuknya dengan serpihan daging, karena langit hanya menghujankan api dan besi, api dan besi. 1965 KOTA KELAHIRAN Menghimbau kotaku di dasar hijau lembahmu Dinafasi angin di dua musim Ketika fajar berlinang embun Dan gugur bunga-bunga kemarau. Berapa banyak di sana bulan jatuh ke kali Terapung dalam alir rindu kita Surat-surat terlambat atas rentangan rel kereta Jendela yang senantiasa terbuka ke arah masa lalu. Berapa banyak di sini hujan menguyupkan hatiku Dan malam lewat atas pelupuk mata terbuka Jalan panjang merangkai tahun ke tahun Di likunya wajah-wajah berdesak menyuruki sepi. 1960 Saini K. M. Filsafat & teori kesusastraan 801.1 801.1 SAI n 211130 20211130104751 INLIS000000000000321 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)