Siti Hajar : Ketaatan dan ketakwaan seorang istri / Enok Hendra text Jakarta : Al Maghfiroh, 2013 ind Akankah rindunya mendera-dera sampai darah menjadi nanah? Membiarkan ia selalu setia menunggu sang kekasih di lautan gurun tandus tanpa ada setitik pun tanda-tanda kehidupan. Yang ada hanyalah bebatuan dan badai gurun yang mengancam ia dan bayi lemah di pangkuannya. Ia tak pernah putus asa, darah itu urung menjadi nanah karena hidupnya penuh optimis, sehingga fatamorgana pun ia anggap sebagai air untuk penghilang dahaga sang bayi yang telah kering air susunya. Dan sungai bening dari matanya itu terus mengalir hangat sampai tak habisnya menyulap keberadaan sumur Zamzam hingga kini. Kenapakah ia harus menjalani sedemikian derita sepanjang hayatnya? Derita tak berujung, bahkan anak terkasih yang didekapnya akhirnya harus disembelih atas nama Allah.. tiada lain derita itu adalah konsekuensi bagi hamba sahaja berkulit hitam legam yang telah tertambat hatinya pada Sang Maha Pencipta. Ia adalah Siti Hajar, wanita suci yang selalu yakin dengan keteguhan imannya yang sempurna tanpa cacat. Walau dunianya tak pernah mencium aroma yang nikmat tapi ia mampu menciptakan dada bumi (Mekkah Almukarromah) adalah buah kesabaran yang nyata bagi para istri. Biografi Tokoh Agama Islam URN:ISBN:978-602-7633-23-0