01782 2200253 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001000122084001600132100001200148245008700160250001100247260005900258300004500317600003800362520102800400990002501428990002501453990002501478990002501503INLIS00000000000069820220808083702 a0010-0822000009ta220808 | 0 ind  a978-602-18158-2-3 a780.9 a780.9 RUB m1 aRubiono1 aMISTERI PELOG & SLENDRO :bStudi Musik Pentatonis di Banten /cPurwo Rubiono S, Ag aCet. 1 aBanten :bDepartemen Pendidikan Provinsi Banten,c2012 a228 hlm :bTerdapat Gambar ;c14 x 21 cm 4aSejarah musik, sejarah seni musik aSeperti daerah lainnya di Indonesia, Banten juga memiliki varian kebudayaan yang mengagumkan yang apabila digarap secara intens bisa menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat. Dari unsur musikalitas misalnya, Banten memiliki Angklung Buhun, Beluk, Rudat, Terbang Gede dll. Kesenian-kesenian tersebut sampai saat ini masih hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakatnya. Kekayaan musikalitas di Banten tergambar dari pemakaian alat musik dalam sistem ritual seperti perayaan panen salah satunya dengan cara menabuh lesung oleh para petani (Bendrong Lesung) atau pada pesta laut di wilayah selatan Banten. Sistem ritual itu sudah berlaku jauh sebelum kesultanan Banten terbentuk. Hal ini menegaskan bahwa masyarakat Banten sesungguhnya memiliki nilai estetis yang cukup tinggi dalam upayanya menjaga keseimbangan alam. Bonang, Kenong, Gambang, Saron, Rebab, Kendang, Angklung dan atau Gong adalah serangkaian alat musik yang digunakan dalam sistem ritual itu. Hal ini merupakan kebanggaan yang mesti ditularkan pada g a01423/PSMUH/Hib/2006 a01424/PSMUH/Hib/2006 a01432/PSMUH/Hib/2012 a01433/PSMUH/Hib/2012