
Judul | Hidup Apa Adanya : Sebuah kumpulam To-Do-List untuk hidup dalam dunia yang dingin ini / Kim Suhyun |
Pengarang | Kim Suhyun |
EDISI | Cet. 1 |
Penerbitan | Jakarta : TransMedia Pustaka, 2020 |
Deskripsi Fisik | 296 hlm :Terdapat Gambar ;19 cm |
ISBN | 978-623-7100-29-4 |
Subjek | Motivasi |
Catatan | HIDUP ADA ADANYA I Decided to Live As Myself “Aku harus bisa masuk Universitas A karena teman-temanku ingin masuk kampus itu.” “Aku harus bisa diterima di perusahaan B karena teman-teman akan menilaiku sebagai seorang yang sukses.” “Aku ingin mengubah penampilan seperti dia yang dikagumi banyak lelaki.” Lelah ya, kalau harus hidup dengan pendapat atau penilaian orang lain. Seperti tidak ada habisnya memuaskan penilaian mereka. HIDUP APA ADANYA membuka pikiran kita bahwa apa pun penilaian dan pendapat orang lain tidak akan memberikan pengaruh pada kehidupan kita, terutama tentang kebahagiaan. Menjadi diri sendiri dan menerima keadaan sesuai dengan porsi yang sesungguhnya akan membuat kita mensyukuri segala hal yang ada di hidup ini, sekecil apa pun itu. Temukan serangkaian to-do-list menjalani hidup penuh percaya diri melalui buku yang telah dicetak ulang lebih dari 200 kali ini serta terjual lebih dari 800.000 eksemplar di Korea Selatan dan lebih dari 700.000 eksemplar di Jepang. Buku yang ditulis Kim Suhyun ini berisi dukungan dan hiburan bagi orang-orang biasa yang sedang menjalani hidup di masa sekarang yang bingung menemukan jalan terbaik untuk dirinya sendiri. Buku ini menghadirkan berbagai cara agar kita tidak merasa iri, membenci orang lain, dan cara untuk bisa menyayangi diri sendiri. Kumpulan cerita yang menghibur dan memotivasi dituliskan menjadi buku keempat oleh Kim Suhyun. Baca juga: review buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya Yang menarik dari buku Hidup Apa Adanya: Buku pengembangan diri ini sangat enak dibaca saat sedang santai, dilengkapi pula dengan ilustrasi yang menyegarkan mata, dan full color pula. Nice! Penulisnya Kim Suhyun yang suka menggambar dan mengambil jurusan desain, telah menuangkan ceritanya dalam buku ini, selain sebagai penulis, juga merangkap sebagai illustrator, keren, ya! Tidak banyak penulis yang memiliki dua keahlian yaitu penulis dan ilustrator, kebanyakan karya-karya yang sering saya baca penulis berbeda keahlian dengan ilustrator. Selain buku ini, saya juga bisa menemukan dua keahlian dalam satu karya buku, yaitu saat membaca buku Santai Aja, Namanya juga hidup karya Yozuck, yang terjemahannya diterbitkan juga oleh penerbit yang sama dan penulisnya berasal dari negeri ginseng. Kalau karya penulis Indonesia, saya pernah baca buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini karya Marchella FP. Buat kamu yang sedang lelah menjalani hidup, apalagi ditambah situasi pandemi yang sudah berjalan lebih dari setahun, barangkali dengan meluangkan waktu membaca buku ini bisa menemukan perspektif baru dalam memaknai hidupmu, setidaknya kamu akan semakin mencintai diri kamu. Karena kalau tidak dimulai dari diri kamu dengan mencintai dirimu sendiri, lantas siapa yang akan mencintai dirimu yang berharga. Percayalah, setiap orang berharga, tidak perlu memusingkan pendapat dan penilaian orang lain yang tidak benar tentang dirimu. ???? Ada pesan dari penulis yang sangat menghangatkan hati, membuat hati saya jadi terharu ???? ???? Demi bisa hidup dengan tidak kehilangan unsur kemanusiaan di dunia yang kejam ini, kita harus lebih memperhatikan diri sendiri dan harus berani untuk berhadapan dengan ketidakadilan, penghinaan, dan kekhawatiran. Lalu, kita juga tidak boleh lupa dengan apa yang menjadi tugas kita demi kemajuan sosial, diri sendiri, dan juga orang lain. Jangan iri terhadap orang lain yang sama bisanya seperti kita. Tahanlah dirimu agar bisa terus hidup di antara orang-orang yang banyak memberikan pandangan dingin kepada kita. (halaman 272) Melalui buku ini, ada fakta menarik yang baru saya ketahui. Menurut dokter dan psikologi Kim Hyeon Cheol—Korea Selatan, Hungaria, dan Jepang sama-sama memiliki lingkungan social yang tidak mengizinkan manusianya bertualang. Semua hal seperti dikejar-kejar umur, diharuskan untuk menyelesaikan segala tahapan, seperti masuk universitas, bekerja, menikah, melahirkan, dan memiliki rumah sendiri. Bahkan waktu untuk bertualang tidak tersedia demi menjalankan semua tahapan tersebut. Jika tidak menjalani hal-hal itu akan sulit untuk menghindari kekecewaan orang tua, cemoohan orang-orang yang menyebut kita sebagai orang gagal, serta rasa takut dikucilkan dalam masyarakat, selengkapnya silakan kamu baca di halaman 222. Sebetulnya tidak beda jauh dengan negeraku, terkait harapan orang tua juga penilaian masyarakat, rasanya beban moral banget harus bisa memuaskan keinginan tersebut. Hanya saja persamaan dari ketiga negara di atas adalah tingginya angka bunuh diri, sementara di negeraku Alhamdulillah tidak, walaupun pasti stres juga harus memuakan ekspektasi orang lain. Padahal kan yang menjalani hidup kita, bukan orang lain, kenapa harus mereka yang ribet ngurusin hidup kita, ya? Baca buku Hidup Apa Adanya ini nambah wawasan baru, sekaligus tidak perlu ribet dengan menjalani hidup dan segala tuntutannya. Daripada lelah menghadapi tuntutan orang lain, lebih baik pilih hidup ada adanya saja |
Bahasa | Indonesia |
Bentuk Karya | Bukan fiksi atau tidak didefinisikan |
Target Pembaca | Remaja |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
00000000340 | 155.25 KIM h | Dapat dipinjam | Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh | Tersedia |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000000264 | ||
005 | 20211013112038 | ||
007 | ta | ||
008 | 211013################d##########0#ind## | ||
020 | # | # | $a 978-623-7100-29-4 |
035 | # | # | $a 0010-1021000075 |
082 | # | # | $a 155.25 |
084 | # | # | $a 155.25 KIM h |
100 | 0 | # | $a Kim Suhyun |
245 | 1 | # | $a Hidup Apa Adanya : $b Sebuah kumpulam To-Do-List untuk hidup dalam dunia yang dingin ini /$c Kim Suhyun |
250 | # | # | $a Cet. 1 |
260 | # | # | $a Jakarta :$b TransMedia Pustaka,$c 2020 |
300 | # | # | $a 296 hlm : $b Terdapat Gambar ; $c 19 cm |
500 | # | # | $a HIDUP ADA ADANYA I Decided to Live As Myself “Aku harus bisa masuk Universitas A karena teman-temanku ingin masuk kampus itu.” “Aku harus bisa diterima di perusahaan B karena teman-teman akan menilaiku sebagai seorang yang sukses.” “Aku ingin mengubah penampilan seperti dia yang dikagumi banyak lelaki.” Lelah ya, kalau harus hidup dengan pendapat atau penilaian orang lain. Seperti tidak ada habisnya memuaskan penilaian mereka. HIDUP APA ADANYA membuka pikiran kita bahwa apa pun penilaian dan pendapat orang lain tidak akan memberikan pengaruh pada kehidupan kita, terutama tentang kebahagiaan. Menjadi diri sendiri dan menerima keadaan sesuai dengan porsi yang sesungguhnya akan membuat kita mensyukuri segala hal yang ada di hidup ini, sekecil apa pun itu. Temukan serangkaian to-do-list menjalani hidup penuh percaya diri melalui buku yang telah dicetak ulang lebih dari 200 kali ini serta terjual lebih dari 800.000 eksemplar di Korea Selatan dan lebih dari 700.000 eksemplar di Jepang. Buku yang ditulis Kim Suhyun ini berisi dukungan dan hiburan bagi orang-orang biasa yang sedang menjalani hidup di masa sekarang yang bingung menemukan jalan terbaik untuk dirinya sendiri. Buku ini menghadirkan berbagai cara agar kita tidak merasa iri, membenci orang lain, dan cara untuk bisa menyayangi diri sendiri. Kumpulan cerita yang menghibur dan memotivasi dituliskan menjadi buku keempat oleh Kim Suhyun. Baca juga: review buku Keajaiban Toko Kelontong Namiya Yang menarik dari buku Hidup Apa Adanya: Buku pengembangan diri ini sangat enak dibaca saat sedang santai, dilengkapi pula dengan ilustrasi yang menyegarkan mata, dan full color pula. Nice! Penulisnya Kim Suhyun yang suka menggambar dan mengambil jurusan desain, telah menuangkan ceritanya dalam buku ini, selain sebagai penulis, juga merangkap sebagai illustrator, keren, ya! Tidak banyak penulis yang memiliki dua keahlian yaitu penulis dan ilustrator, kebanyakan karya-karya yang sering saya baca penulis berbeda keahlian dengan ilustrator. Selain buku ini, saya juga bisa menemukan dua keahlian dalam satu karya buku, yaitu saat membaca buku Santai Aja, Namanya juga hidup karya Yozuck, yang terjemahannya diterbitkan juga oleh penerbit yang sama dan penulisnya berasal dari negeri ginseng. Kalau karya penulis Indonesia, saya pernah baca buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini karya Marchella FP. Buat kamu yang sedang lelah menjalani hidup, apalagi ditambah situasi pandemi yang sudah berjalan lebih dari setahun, barangkali dengan meluangkan waktu membaca buku ini bisa menemukan perspektif baru dalam memaknai hidupmu, setidaknya kamu akan semakin mencintai diri kamu. Karena kalau tidak dimulai dari diri kamu dengan mencintai dirimu sendiri, lantas siapa yang akan mencintai dirimu yang berharga. Percayalah, setiap orang berharga, tidak perlu memusingkan pendapat dan penilaian orang lain yang tidak benar tentang dirimu. ???? Ada pesan dari penulis yang sangat menghangatkan hati, membuat hati saya jadi terharu ???? ???? Demi bisa hidup dengan tidak kehilangan unsur kemanusiaan di dunia yang kejam ini, kita harus lebih memperhatikan diri sendiri dan harus berani untuk berhadapan dengan ketidakadilan, penghinaan, dan kekhawatiran. Lalu, kita juga tidak boleh lupa dengan apa yang menjadi tugas kita demi kemajuan sosial, diri sendiri, dan juga orang lain. Jangan iri terhadap orang lain yang sama bisanya seperti kita. Tahanlah dirimu agar bisa terus hidup di antara orang-orang yang banyak memberikan pandangan dingin kepada kita. (halaman 272) Melalui buku ini, ada fakta menarik yang baru saya ketahui. Menurut dokter dan psikologi Kim Hyeon Cheol—Korea Selatan, Hungaria, dan Jepang sama-sama memiliki lingkungan social yang tidak mengizinkan manusianya bertualang. Semua hal seperti dikejar-kejar umur, diharuskan untuk menyelesaikan segala tahapan, seperti masuk universitas, bekerja, menikah, melahirkan, dan memiliki rumah sendiri. Bahkan waktu untuk bertualang tidak tersedia demi menjalankan semua tahapan tersebut. Jika tidak menjalani hal-hal itu akan sulit untuk menghindari kekecewaan orang tua, cemoohan orang-orang yang menyebut kita sebagai orang gagal, serta rasa takut dikucilkan dalam masyarakat, selengkapnya silakan kamu baca di halaman 222. Sebetulnya tidak beda jauh dengan negeraku, terkait harapan orang tua juga penilaian masyarakat, rasanya beban moral banget harus bisa memuaskan keinginan tersebut. Hanya saja persamaan dari ketiga negara di atas adalah tingginya angka bunuh diri, sementara di negeraku Alhamdulillah tidak, walaupun pasti stres juga harus memuakan ekspektasi orang lain. Padahal kan yang menjalani hidup kita, bukan orang lain, kenapa harus mereka yang ribet ngurusin hidup kita, ya? Baca buku Hidup Apa Adanya ini nambah wawasan baru, sekaligus tidak perlu ribet dengan menjalani hidup dan segala tuntutannya. Daripada lelah menghadapi tuntutan orang lain, lebih baik pilih hidup ada adanya saja |
600 | # | 4 | $a Motivasi |
990 | # | # | $a 00332/PSMUH/Hib/2021 |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :