Cite This        Tampung        Export Record
Judul Empat Kumpulan Sajak / Rendra
Pengarang Rendra
EDISI Cet. 10
Penerbitan Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 2005
Deskripsi Fisik 164 hlm ;21 cm
ISBN 978-419-311-9
Subjek Kumpulan karya sastra lebih dari kesustraan
Catatan Empat Kumpulan Sajak merupakan buku kumpulan sajak kedua karya W.S. Rendra sesudah Balada Orang-Orang Tercinta (1957). Buku kumpulan sajak itu pertama kali diterbitkan pada tahun 1961 oleh PT Pembangunan, Jakarta. Tujuh belas tahun kemudian, yaitu tahun 1978, kumpulan sajak ini diterbitkan ulang oleh penerbit PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. Dalam katalog penerbitan buku oleh PT Dunia Pustaka Jaya, Empat Kumpulan Sajak termasuk kategori "Seri Pustaka Sajak" yang cukup laris di pasaran. Terbukti, buku Empat Kumpulan Sajak karya W.S. Rendra pada tahun 1994 sudah memasuki cetakan ketujuh. Gambar jilid buku setebal 163 halaman itu dibuat oleh Yus Rusamsi dan dicetak oleh PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Sesuai dengan nama judul buku ini, Empat Kumpulan Sajak, memuat 4 (bab atau bagian) kumpulan sajak yang berisi masalah-masalah percintaan W.S. Rendra ketika masih zaman muda remajanya dahulu, tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an. Setiap bagian atau bab dalam buku Empat Kumpulan Sajak itu berjudul: (1) "Kakawin Kawin" memuat 20 sajak, (2) "Malam Stanza" memuat 29 sajak, (3) "Nyanyian dari Jalanan" memuat 20 sajak, dan (4) "Sajak-Sajak Dua Belas Perak" memuat 20 sajak. Jadi, secara keseluruhan sajak yang termuat dalam buku ini ada 89 sajak. Bagian pertama, "Kakawin Kawin" memuat 20 sajak yang terbagi menjadi dua subbagian, yaitu subbagian "Romansa" memuat 11 sajak yang berisi surat percintaan kepada kekasihnya, Sunarti, hingga ke sajak tentang pelamaran untuk meminang Sunarti sebagai istri dan calon ibu anak-anaknya. Sementara itu, pada subbagian kedua, "Ke Altar dan Sesudahnya", memuat 9 sajak yang berisi tentang sajak "Undangan" untuk pernikahannya dengan Sunarti, sajak-sajak upacara pernikahan pengantin muda di Gereja Santa Josef, Yogyakarta, hingga pada malam-malam pengantinnya yang penuh gairah dan semangat romantisme. Bagian kedua buku kumpulan sajak ini, "Malam Stanza", memuat 29 sajak-sajak bulan madunya bersama istrinya Sunarti Suwandi. Masa-masa bulan madu yang penuh keindahan dan kebahagiaan yang tiada tara itu dilukiskan dalam sajak-sajaknya, antara lain "Kali Hitam", "Batu Hitam", "Mata Hitam", "Burung Hitam", "Lagu Duka", "Lagu Sangsi", "Lagu Angin", "Lagu Ibu", "Lagu Serdadu", dan "Stanza". Bagian ketiga dari buku Empat Kumpulan Sajak, "Nyanyian dari Jalanan", memuat 20 sajak tentang perantauan penyair menyusuri liku-liku kehidupan ibukota Republik Indonesia, Jakarta, baik pada siang maupun malam hari. Dalam upayanya menafkahi anak dan istrinya, penyair rela pergi merantau meninggalkan Yogyakarta untuk mengembara di Jakarta. Namun, apa yang ditemuai di ibukota negeri tercinta ini? Penyair menjumpai Sungai Ciliwung yang kotor, bau busuk menyengat di sepanjang bantaran sungai, dan kalau musim penghujan terjadi banjir. Jakarta kotor, penuh polusi, dan tidak sehat bagi kesehatan manusia. Selain itu, kehidupan remang-remang kota Jakarta yang menampilkan potret seorang ronggeng, penjaja sek komersial di malam hari, dan anak jalanan yang lain mewarani bagian ketiga buku kumpulan sajak ini. Bagian keempat atau bab penutup dalam buku Empat Kumpulan Sajak, "Sajak-Sajak Dua Belas Perak" ini menampilkan 20 sajak yang berisi kenangan dan kesepian penyair dalam perantauan. Sajak-sajak yang terdapat dalam bagian keempat ini dipersembahkan secara beramai-ramai kepada: Fransiskus Sudibyanto, Pater Dick, Matheus Suwanto Suwandi, Subagio Slamet, Sutiyono Darsosentono, Lian Sahar, Sunarto Pr., dan Kirdjomulyo. Kepada mereka penyair mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan hati mereka, serta sebagai pernyataan setia kawan untuk mereka. A. Teeuw (1970) menyatakan bahwa sajak-sajak Rendra dalam kumpulan sajak ini memperlihatkan ciri bentuk dan isi yang bersahaja, tetapi dengan menggunakan unsur-unsur sajak dan asonansi, dengan permainan kata-kata, dengan asosiasi yang tak disangka-sangka, dan dengan perlambangan yang kena, sajak-sajak Redra menjadi amat menarik. Nilai sajak-sajak Rendra dapat ditemukan pada kesejatian dan ketulusan perasaan pengarangnya. Sumber: http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Empat_Kumpulan_Sajak
Ensiklopedia Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Puisi
Target Pembaca Remaja

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000000413 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000415 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000416 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000417 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000418 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000528 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000529 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000530 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000531 808.81 REN e Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000313
005 20211026104715
007 ta
008 211026################d##########p#ind##
020 # # $a 978-419-311-9
035 # # $a 0010-1021000124
082 # # $a 808.81
084 # # $a 808.81 REN e
100 0 # $a Rendra
245 1 # $a Empat Kumpulan Sajak /$c Rendra
250 # # $a Cet. 10
260 # # $a Jakarta :$b Dunia Pustaka Jaya,$c 2005
300 # # $a 164 hlm ; $c 21 cm
500 # # $a Empat Kumpulan Sajak merupakan buku kumpulan sajak kedua karya W.S. Rendra sesudah Balada Orang-Orang Tercinta (1957). Buku kumpulan sajak itu pertama kali diterbitkan pada tahun 1961 oleh PT Pembangunan, Jakarta. Tujuh belas tahun kemudian, yaitu tahun 1978, kumpulan sajak ini diterbitkan ulang oleh penerbit PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta. Dalam katalog penerbitan buku oleh PT Dunia Pustaka Jaya, Empat Kumpulan Sajak termasuk kategori "Seri Pustaka Sajak" yang cukup laris di pasaran. Terbukti, buku Empat Kumpulan Sajak karya W.S. Rendra pada tahun 1994 sudah memasuki cetakan ketujuh. Gambar jilid buku setebal 163 halaman itu dibuat oleh Yus Rusamsi dan dicetak oleh PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Sesuai dengan nama judul buku ini, Empat Kumpulan Sajak, memuat 4 (bab atau bagian) kumpulan sajak yang berisi masalah-masalah percintaan W.S. Rendra ketika masih zaman muda remajanya dahulu, tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an. Setiap bagian atau bab dalam buku Empat Kumpulan Sajak itu berjudul: (1) "Kakawin Kawin" memuat 20 sajak, (2) "Malam Stanza" memuat 29 sajak, (3) "Nyanyian dari Jalanan" memuat 20 sajak, dan (4) "Sajak-Sajak Dua Belas Perak" memuat 20 sajak. Jadi, secara keseluruhan sajak yang termuat dalam buku ini ada 89 sajak. Bagian pertama, "Kakawin Kawin" memuat 20 sajak yang terbagi menjadi dua subbagian, yaitu subbagian "Romansa" memuat 11 sajak yang berisi surat percintaan kepada kekasihnya, Sunarti, hingga ke sajak tentang pelamaran untuk meminang Sunarti sebagai istri dan calon ibu anak-anaknya. Sementara itu, pada subbagian kedua, "Ke Altar dan Sesudahnya", memuat 9 sajak yang berisi tentang sajak "Undangan" untuk pernikahannya dengan Sunarti, sajak-sajak upacara pernikahan pengantin muda di Gereja Santa Josef, Yogyakarta, hingga pada malam-malam pengantinnya yang penuh gairah dan semangat romantisme. Bagian kedua buku kumpulan sajak ini, "Malam Stanza", memuat 29 sajak-sajak bulan madunya bersama istrinya Sunarti Suwandi. Masa-masa bulan madu yang penuh keindahan dan kebahagiaan yang tiada tara itu dilukiskan dalam sajak-sajaknya, antara lain "Kali Hitam", "Batu Hitam", "Mata Hitam", "Burung Hitam", "Lagu Duka", "Lagu Sangsi", "Lagu Angin", "Lagu Ibu", "Lagu Serdadu", dan "Stanza". Bagian ketiga dari buku Empat Kumpulan Sajak, "Nyanyian dari Jalanan", memuat 20 sajak tentang perantauan penyair menyusuri liku-liku kehidupan ibukota Republik Indonesia, Jakarta, baik pada siang maupun malam hari. Dalam upayanya menafkahi anak dan istrinya, penyair rela pergi merantau meninggalkan Yogyakarta untuk mengembara di Jakarta. Namun, apa yang ditemuai di ibukota negeri tercinta ini? Penyair menjumpai Sungai Ciliwung yang kotor, bau busuk menyengat di sepanjang bantaran sungai, dan kalau musim penghujan terjadi banjir. Jakarta kotor, penuh polusi, dan tidak sehat bagi kesehatan manusia. Selain itu, kehidupan remang-remang kota Jakarta yang menampilkan potret seorang ronggeng, penjaja sek komersial di malam hari, dan anak jalanan yang lain mewarani bagian ketiga buku kumpulan sajak ini. Bagian keempat atau bab penutup dalam buku Empat Kumpulan Sajak, "Sajak-Sajak Dua Belas Perak" ini menampilkan 20 sajak yang berisi kenangan dan kesepian penyair dalam perantauan. Sajak-sajak yang terdapat dalam bagian keempat ini dipersembahkan secara beramai-ramai kepada: Fransiskus Sudibyanto, Pater Dick, Matheus Suwanto Suwandi, Subagio Slamet, Sutiyono Darsosentono, Lian Sahar, Sunarto Pr., dan Kirdjomulyo. Kepada mereka penyair mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan hati mereka, serta sebagai pernyataan setia kawan untuk mereka. A. Teeuw (1970) menyatakan bahwa sajak-sajak Rendra dalam kumpulan sajak ini memperlihatkan ciri bentuk dan isi yang bersahaja, tetapi dengan menggunakan unsur-unsur sajak dan asonansi, dengan permainan kata-kata, dengan asosiasi yang tak disangka-sangka, dan dengan perlambangan yang kena, sajak-sajak Redra menjadi amat menarik. Nilai sajak-sajak Rendra dapat ditemukan pada kesejatian dan ketulusan perasaan pengarangnya. Sumber: http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Empat_Kumpulan_Sajak | Ensiklopedia Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
600 # 4 $a Kumpulan karya sastra lebih dari kesustraan
990 # # $a 00389/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00389/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00390/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00391/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00392/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00393/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00497/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00498/PSMUH/Hib/200500498/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00499/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00500/PSMUH/Hib/2005
Content Unduh katalog