
Judul | Konspirasi Alam Semesta / Fiersa Besari |
Pengarang | Fiersa Besari |
EDISI | cet. 1 |
Penerbitan | Jakarta : Mediakita, 2017 |
Deskripsi Fisik | 238 hlm ;19 cm |
ISBN | 978-979-794-535-0 |
Subjek | Fiksi Indonesia |
Catatan | Terlahir dari ayah seorang “ekstapol” membuat Juang harus siap menghadapi setiap celaan dan cemoohan dari orang lain, bahkan tetangganya. Juang Astrajingga seorang yang cukup rupawan, walau kumal dengan brewok tipis menghiasi wajah dan alis tebal menaungi sepasang mata tajam lelaki itu pernah menjadi petualang yang lompat dari satu pelukan ke pelukan lain. Baginya, pelukan adalah pelukan, soal perasaan, lain cerita. Bandung, september 2011 Juang sedang mencari sebuah buku yang dikategorikan langka. Lalu tak sengaja menabrak seorang perempuan, dan tak sengaja pula saat Juang mengembalikan buku-buku yang terjatuh, mereka saling bertatap untuk pertama kalinya, yang seolah membuat jagat raya Juang berhenti. Kita tak pernah tahu apa yang direncanakan alam semesta, saat Juang hendak melaksanakan tugasnya untuk mewawancarai anak dari sinden Shinta Aksara, seorang yang memiliki suara emas dan membanggakan bangsanya di mancanegara, namun seperti dilupakan oleh bangsanya juga. Ana Tidae anak dari seorang sinden terkenal dan orang yang pernah ditabrak Juang saat berada di toko buku saat itu. Berawal dari tabrakan semesta keduanya dan naik bianglala berdua, sampai berencana untuk mendaki bersama. Senja memang memang membawa kita kepada kegelapan, namun jika kita tahu cara bersyukur, banyak bintang dalam gelap yang menunggu untuk kita nikmati. Senja menjadi awal dari kisah mereka berdua. Tugas yang diemban sebagai seorang jurnalis membuatnya harus melakukan sebuah perjalanan yang sangat beresiko. Meninggalkan Ana yang baru saja merasa nyaman di-sampingnya. Seketika berpulang dari perjalanan panjangnya selama berbulan-bulan, alam kembali mengujinya dengan kabar ibunya yang masuk rumah sakit karena lambungnya yang kini kian bertambah parah.Lagi-lagi Juang harus bertahan dan kuat menerima kenyataan hidup yang sedang dialaminya. Hingga sang Ibu pergi dan Juang kehilangan sumber cahaya hidupnya. Memaki diri sendiri yang belum sempat mengabdi. Ana yang paham dengan keadaan Juang, tak tega jika harus mengatakan bahwa ia pun harus melakukan operasi karena tumor yang tumbuh di kepala bagian belakang. Belum sempat Juang mengetahui keadaan Ana, ia terlebih dulu kecewa pada Ana yang ia temukan berada dalam pelukan Deri yang saat itu, memang masih mengharapkan Ana kembali. Juang melarikan diri ke Nias, lagi-lagi karena tugasnya. Namun kali ini, ia memang ingin melarikan diri dari Ana. Cemburu membuat ego Juang tak terkendali. Ana sebenarnya masih enggan melakukan operasi, karena ia paham keadaan Ayahnya sebagai seorang pensiunan. Ia hanya menyerahkan hidupnya pada takdir, jika memang tak dapat melanjutkan kehidupan. Satu pesan dari Ayah Ana, membuat Juang bergegas meninggalkan Nias. Kemudian mengutuki diri mengapa egonya begitu tinggi. Juang pulang, dengan keadaan Ana yang tengah berbaring di rumah sakit. Juang berusaha meyakinkan Ana, bahwa tak ada harga yang pantas untuk sebuah nyawa. Maka berapapun pembiayaan operasinya, itu bukanlah masalah. Juang meyakinkan Ana bahwa ia cukup kuat untuk berbagi penderitaan. Ana dengan perjuangan dan rasa optimisnya, mampu kembali menjadi gadis periang dan tangguh. Tumor kecilnya telah lenyap. Juang dan Ana menikah. Hidup sederhana di sebuah rumah di perkebunan teh. Berjanji untuk saling menemani hingga hari tua, hingga maut menjemput. Juang kembali pergi meninggalkan Ana untuk membantu sahabatnya yang terkena letusan Gunung Sinabung. Sekuat apapun Ana memintanya untuk tidak pergi, tak akan mengubah keputusan Juang. Juang pergi meninggalkan Ana yang ternyata tengah mengandung. Sebisa mungkin Juang membatu korban bencana itu, namun naas Gunung Sinabung belum sepenuhnya stabil. Saat juang mengevakuasi warga yang masih enggan mengungsi, awan panas itu menyembur kembali. Membinasakan Juang yang tengah bergerilya mengabdi. Anak dalam kandungan Ana terlahir, Ilya Astrajingga menjadi pengganti Juang di samping Ana. ILYA, kata terindah dalam kehidupan Juang dan Ana. I Love You, Always. C. UNSUR INTRINSIK 1. Tema : Sebuah kisah perjalanan hidup Juang Astrajingga 2. Tokoh a. Tokoh utama : Juang Astrajingga, Ana Tidae b. Tokoh kedua : Dude Ginting, Fatah, Orangtua Juang, Orangtua Ana (David Gunawan). c. Tokoh pembantu : Andika Embara, Budi Priadi, Mace Fransisca, Pace Johan, Pace Felix, Kang Deri, Camar. 3. Penokohan : a. Juang Astrajingga (lelaki tampan, sosok yang keras, tegar, pantang menyerah). b. Ana Tidae (wanita cantik, sosok yang lembut, tegar penuh kasih sayang, pantang menyerah). 4. Alur : Alur maju, dimana penulis menceritakan kisah tokoh dari awal ia bertemu seorang wanita, lalu konflik yang terjadi dalam cerita, semua disusun secara sistematis dan kronologis oleh penulis. 5. Sudut pandang : Sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. 6. Amanat a. Senja memang membawa kita kepada kegelapan, namun jika kita tahu cara bersyukur banyak bintang dalam gelap yang menunggu untuk kita nikmati b. “Sedia payung sebelum hujan” itulah gambaran dari keseluruhan cerita dalam novel, banyak hal-hal tak terduga yang pasti akan menghampiri kedalam hidup kita, maka dari itu mempersiapkan dengan segala bekal ilmu dan pengalaman itu penting. c. Percaya kepada Tuhan dan diri sendiri adalah senjata paling ampuh untuk menaklukkan segala badai permasalahan di dunia. |
Bahasa | Indonesia |
Bentuk Karya | Fiksi (tidak dijelaskan secara khusus) |
Target Pembaca | Remaja |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
00000000033 | 899.221 3 FIE k | Dapat dipinjam | Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - SMA Muhammadiyah 2 Kota Tangerang | Tersedia |
00000000034 | 899.221 3 FIE k | Dapat dipinjam | Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - SMA Muhammadiyah 2 Kota Tangerang | Tersedia |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000000022 | ||
005 | 20210531084615 | ||
007 | ta | ||
008 | 210531################d##########1#ind## | ||
020 | # | # | $a 978-979-794-535-0 |
035 | # | # | $a 0010-0521000016 |
082 | # | # | $a 899.221 3 |
084 | # | # | $a 899.221 3 FIE k |
100 | 0 | # | $a Fiersa Besari |
245 | 1 | # | $a Konspirasi Alam Semesta /$c Fiersa Besari |
250 | # | # | $a cet. 1 |
260 | # | # | $a Jakarta :$b Mediakita,$c 2017 |
300 | # | # | $a 238 hlm ; $c 19 cm |
500 | # | # | $a Terlahir dari ayah seorang “ekstapol” membuat Juang harus siap menghadapi setiap celaan dan cemoohan dari orang lain, bahkan tetangganya. Juang Astrajingga seorang yang cukup rupawan, walau kumal dengan brewok tipis menghiasi wajah dan alis tebal menaungi sepasang mata tajam lelaki itu pernah menjadi petualang yang lompat dari satu pelukan ke pelukan lain. Baginya, pelukan adalah pelukan, soal perasaan, lain cerita. Bandung, september 2011 Juang sedang mencari sebuah buku yang dikategorikan langka. Lalu tak sengaja menabrak seorang perempuan, dan tak sengaja pula saat Juang mengembalikan buku-buku yang terjatuh, mereka saling bertatap untuk pertama kalinya, yang seolah membuat jagat raya Juang berhenti. Kita tak pernah tahu apa yang direncanakan alam semesta, saat Juang hendak melaksanakan tugasnya untuk mewawancarai anak dari sinden Shinta Aksara, seorang yang memiliki suara emas dan membanggakan bangsanya di mancanegara, namun seperti dilupakan oleh bangsanya juga. Ana Tidae anak dari seorang sinden terkenal dan orang yang pernah ditabrak Juang saat berada di toko buku saat itu. Berawal dari tabrakan semesta keduanya dan naik bianglala berdua, sampai berencana untuk mendaki bersama. Senja memang memang membawa kita kepada kegelapan, namun jika kita tahu cara bersyukur, banyak bintang dalam gelap yang menunggu untuk kita nikmati. Senja menjadi awal dari kisah mereka berdua. Tugas yang diemban sebagai seorang jurnalis membuatnya harus melakukan sebuah perjalanan yang sangat beresiko. Meninggalkan Ana yang baru saja merasa nyaman di-sampingnya. Seketika berpulang dari perjalanan panjangnya selama berbulan-bulan, alam kembali mengujinya dengan kabar ibunya yang masuk rumah sakit karena lambungnya yang kini kian bertambah parah.Lagi-lagi Juang harus bertahan dan kuat menerima kenyataan hidup yang sedang dialaminya. Hingga sang Ibu pergi dan Juang kehilangan sumber cahaya hidupnya. Memaki diri sendiri yang belum sempat mengabdi. Ana yang paham dengan keadaan Juang, tak tega jika harus mengatakan bahwa ia pun harus melakukan operasi karena tumor yang tumbuh di kepala bagian belakang. Belum sempat Juang mengetahui keadaan Ana, ia terlebih dulu kecewa pada Ana yang ia temukan berada dalam pelukan Deri yang saat itu, memang masih mengharapkan Ana kembali. Juang melarikan diri ke Nias, lagi-lagi karena tugasnya. Namun kali ini, ia memang ingin melarikan diri dari Ana. Cemburu membuat ego Juang tak terkendali. Ana sebenarnya masih enggan melakukan operasi, karena ia paham keadaan Ayahnya sebagai seorang pensiunan. Ia hanya menyerahkan hidupnya pada takdir, jika memang tak dapat melanjutkan kehidupan. Satu pesan dari Ayah Ana, membuat Juang bergegas meninggalkan Nias. Kemudian mengutuki diri mengapa egonya begitu tinggi. Juang pulang, dengan keadaan Ana yang tengah berbaring di rumah sakit. Juang berusaha meyakinkan Ana, bahwa tak ada harga yang pantas untuk sebuah nyawa. Maka berapapun pembiayaan operasinya, itu bukanlah masalah. Juang meyakinkan Ana bahwa ia cukup kuat untuk berbagi penderitaan. Ana dengan perjuangan dan rasa optimisnya, mampu kembali menjadi gadis periang dan tangguh. Tumor kecilnya telah lenyap. Juang dan Ana menikah. Hidup sederhana di sebuah rumah di perkebunan teh. Berjanji untuk saling menemani hingga hari tua, hingga maut menjemput. Juang kembali pergi meninggalkan Ana untuk membantu sahabatnya yang terkena letusan Gunung Sinabung. Sekuat apapun Ana memintanya untuk tidak pergi, tak akan mengubah keputusan Juang. Juang pergi meninggalkan Ana yang ternyata tengah mengandung. Sebisa mungkin Juang membatu korban bencana itu, namun naas Gunung Sinabung belum sepenuhnya stabil. Saat juang mengevakuasi warga yang masih enggan mengungsi, awan panas itu menyembur kembali. Membinasakan Juang yang tengah bergerilya mengabdi. Anak dalam kandungan Ana terlahir, Ilya Astrajingga menjadi pengganti Juang di samping Ana. ILYA, kata terindah dalam kehidupan Juang dan Ana. I Love You, Always. C. UNSUR INTRINSIK 1. Tema : Sebuah kisah perjalanan hidup Juang Astrajingga 2. Tokoh a. Tokoh utama : Juang Astrajingga, Ana Tidae b. Tokoh kedua : Dude Ginting, Fatah, Orangtua Juang, Orangtua Ana (David Gunawan). c. Tokoh pembantu : Andika Embara, Budi Priadi, Mace Fransisca, Pace Johan, Pace Felix, Kang Deri, Camar. 3. Penokohan : a. Juang Astrajingga (lelaki tampan, sosok yang keras, tegar, pantang menyerah). b. Ana Tidae (wanita cantik, sosok yang lembut, tegar penuh kasih sayang, pantang menyerah). 4. Alur : Alur maju, dimana penulis menceritakan kisah tokoh dari awal ia bertemu seorang wanita, lalu konflik yang terjadi dalam cerita, semua disusun secara sistematis dan kronologis oleh penulis. 5. Sudut pandang : Sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. 6. Amanat a. Senja memang membawa kita kepada kegelapan, namun jika kita tahu cara bersyukur banyak bintang dalam gelap yang menunggu untuk kita nikmati b. “Sedia payung sebelum hujan” itulah gambaran dari keseluruhan cerita dalam novel, banyak hal-hal tak terduga yang pasti akan menghampiri kedalam hidup kita, maka dari itu mempersiapkan dengan segala bekal ilmu dan pengalaman itu penting. c. Percaya kepada Tuhan dan diri sendiri adalah senjata paling ampuh untuk menaklukkan segala badai permasalahan di dunia. |
600 | # | 4 | $a Fiksi Indonesia |
990 | # | # | $a 00022/PSMUH/Bos/2020 |
990 | # | # | $a 00023/PSMUH/Bos/2020 |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :