Cite This        Tampung        Export Record
Judul Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma / Idrus
Pengarang Idrus
EDISI Cet. 23
Penerbitan Jakarta : Balai Pustaka, 2005
Deskripsi Fisik 172 hlm :Tanpa Gambar ;21 cm
ISBN 979-407-218-4
Subjek fiksi Indonesia, prosa Indonesia
Catatan Abdullah Idrus (21 September 1921 – 18 Mei 1979) adalah penulis dari 5 novel, puluhan cerita pendek, dan beberapa naskah drama. Karena karyanya, penulis asal Sumatra Barat ini bahkan dikukuhkan oleh H.B Jassin sebagai pelopor angkatan-45. Kehidupan susah terjadi di Jakarta, Surabaya, Plered, dan diseluruh pulau Jawa. Semua orang menengadahkan tangan ke langit, meminta rezeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa , seperti Tuhan lupa memberi mereka rezeki. Setiap tahun padi menguning juga, beras digiling juga … Tuhankah yang salah? Sepenggal penutup dari salah satu cerpen berjudul “Jawa Baru” dalam buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma” karangan Idrus membuat saya tertegun beberapa saat. Bak peramal, tulisan tahun 40-an itu bahkan masih relate dengan keadaan sekarang. “Dari Ave Maria ke Jalan lain ke Roma” berisikan sebelas cerita pendek dan sebuah naskah drama. Cerita cerita tersebut juga dibagi kedalam 3 bagian berdasarkan “corak” kepenulisan serta waktu kejadian didalam ceritanya. Yaitu, Zaman Jepang, corat coret dibawah tanah, dan sesudah 17 Agustus 1945. Pada bagian zaman Jepang yang terdiri atas satu cerpen dan satu drama ini, Idrus lebih menunjukkan sisi percintaan yang dibalut situasi pergerakan pemuda pada zamannya. Kita akan merasakan romantisme dalam kapsul waktu yang membawa kita ke 78 tahun lalu disaat saudara jauh bangsa ini mulai berdatangan. Salah satunya cerpen Ave Maria, berisikan tentang kebesaran hati Zulbahri, yang ikut pergerakan tanah air dan merelakan pujaan hatinya mencintai pria lain. “Teruskanlah lagu ave maria itu, lagu bahagiamu berdua” Pada bagian kedua yang berisi 7 cerita pendek, Idrus meninggalkan sisi romantisnya, dan pergi menjelajahi kelamnya kehidupan sehari-hari dimasa pendudukan Jepang. Imajinasi dikepala akan terpenuhi oleh bayang-bayang lingkungan kumuh, pribumi yang kekurangan gizi, tindakan represif aparat, korupsi pejabat, dan hal pahit lainnya. Tulisan ini sangat cocok sebagai titik tolak pembelajaran masa kini dimana pemuda diharapkan lebih menghargai jasa pendahulunya dimasa lalu. Proklamasi memang membawa angin segar bagi penduduk Indonesia, namun luka tak bisa sembuh dalam semalam. Di bagian ketiga buku ini, Idrus berkisah tentang keadaan Indonesia setelah 17 Agustus 1945. Kisah epik tentang kepahlawanan rakyat Surabaya terdapat di bagian ini. Membacanya akan merasa sedang berada di medan perang sesungguhnya. Selain itu, cerita favorit saya berada di bagian ini. Kisah sebuah celana pendek. Berisi tentang kemiskinan seorang opas atau penjaga kantor yang memakai celana pendek pemberian ayahnya dengan bangga sampai akhir hayatnya. Pada masa sekarang, buku ini ibarat ukiran goa pada masa lampau negeri ini yang kita baca dan interpretasikan sebagai tonggak sejarah dan bukti pergerakan masyarakat akar rumput pada tanah airnya. Bagi saya, buku ini mengandung nilai sentimentil tertentu, didukung oleh penulisan dengan tata bahasa melayu modern, yang memang lazim digunakan pada zaman itu. Dan jika dibandingkan dengan karya tulis lain dengan tata bahasa yang sama, karya Idrus dalam buku ini lebih mudah dipahami. Namun, bagi saya, cerpen Surabaya memiliki alur yang sedikit njelimet dan terlalu panjang. Namun, hal itu tidak mengurangi nilai epik kisah kepahlawanan tersebut. Dan mungkin beberapa pembaca akan sedikit kesusahan dalam mengartikan kata kata arkais dalam cerita tersebut. Akhir kata, buku ini direkomendasikan untuk dibaca karena memiliki nilai-nilai positif yang dapat membuat pembaca lebih mensyukuri dan menghargai kehidupan sekarang.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Fiksi (tidak dijelaskan secara khusus)
Target Pembaca Remaja

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000000822 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000823 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000824 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000825 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000826 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000827 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000828 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000829 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000830 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000831 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000832 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000833 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000834 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000835 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000836 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000837 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000000838 813 IDR d Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000360
005 20220103122535
007 ta
008 220103################d##########1#ind##
020 # # $a 979-407-218-4
035 # # $a 0010-0122000003
082 # # $a 813
084 # # $a 813 IDR d
100 0 # $a Idrus
245 1 # $a Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma /$c Idrus
250 # # $a Cet. 23
260 # # $a Jakarta :$b Balai Pustaka,$c 2005
300 # # $a 172 hlm : $b Tanpa Gambar ; $c 21 cm
500 # # $a Abdullah Idrus (21 September 1921 – 18 Mei 1979) adalah penulis dari 5 novel, puluhan cerita pendek, dan beberapa naskah drama. Karena karyanya, penulis asal Sumatra Barat ini bahkan dikukuhkan oleh H.B Jassin sebagai pelopor angkatan-45. Kehidupan susah terjadi di Jakarta, Surabaya, Plered, dan diseluruh pulau Jawa. Semua orang menengadahkan tangan ke langit, meminta rezeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa , seperti Tuhan lupa memberi mereka rezeki. Setiap tahun padi menguning juga, beras digiling juga … Tuhankah yang salah? Sepenggal penutup dari salah satu cerpen berjudul “Jawa Baru” dalam buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma” karangan Idrus membuat saya tertegun beberapa saat. Bak peramal, tulisan tahun 40-an itu bahkan masih relate dengan keadaan sekarang. “Dari Ave Maria ke Jalan lain ke Roma” berisikan sebelas cerita pendek dan sebuah naskah drama. Cerita cerita tersebut juga dibagi kedalam 3 bagian berdasarkan “corak” kepenulisan serta waktu kejadian didalam ceritanya. Yaitu, Zaman Jepang, corat coret dibawah tanah, dan sesudah 17 Agustus 1945. Pada bagian zaman Jepang yang terdiri atas satu cerpen dan satu drama ini, Idrus lebih menunjukkan sisi percintaan yang dibalut situasi pergerakan pemuda pada zamannya. Kita akan merasakan romantisme dalam kapsul waktu yang membawa kita ke 78 tahun lalu disaat saudara jauh bangsa ini mulai berdatangan. Salah satunya cerpen Ave Maria, berisikan tentang kebesaran hati Zulbahri, yang ikut pergerakan tanah air dan merelakan pujaan hatinya mencintai pria lain. “Teruskanlah lagu ave maria itu, lagu bahagiamu berdua” Pada bagian kedua yang berisi 7 cerita pendek, Idrus meninggalkan sisi romantisnya, dan pergi menjelajahi kelamnya kehidupan sehari-hari dimasa pendudukan Jepang. Imajinasi dikepala akan terpenuhi oleh bayang-bayang lingkungan kumuh, pribumi yang kekurangan gizi, tindakan represif aparat, korupsi pejabat, dan hal pahit lainnya. Tulisan ini sangat cocok sebagai titik tolak pembelajaran masa kini dimana pemuda diharapkan lebih menghargai jasa pendahulunya dimasa lalu. Proklamasi memang membawa angin segar bagi penduduk Indonesia, namun luka tak bisa sembuh dalam semalam. Di bagian ketiga buku ini, Idrus berkisah tentang keadaan Indonesia setelah 17 Agustus 1945. Kisah epik tentang kepahlawanan rakyat Surabaya terdapat di bagian ini. Membacanya akan merasa sedang berada di medan perang sesungguhnya. Selain itu, cerita favorit saya berada di bagian ini. Kisah sebuah celana pendek. Berisi tentang kemiskinan seorang opas atau penjaga kantor yang memakai celana pendek pemberian ayahnya dengan bangga sampai akhir hayatnya. Pada masa sekarang, buku ini ibarat ukiran goa pada masa lampau negeri ini yang kita baca dan interpretasikan sebagai tonggak sejarah dan bukti pergerakan masyarakat akar rumput pada tanah airnya. Bagi saya, buku ini mengandung nilai sentimentil tertentu, didukung oleh penulisan dengan tata bahasa melayu modern, yang memang lazim digunakan pada zaman itu. Dan jika dibandingkan dengan karya tulis lain dengan tata bahasa yang sama, karya Idrus dalam buku ini lebih mudah dipahami. Namun, bagi saya, cerpen Surabaya memiliki alur yang sedikit njelimet dan terlalu panjang. Namun, hal itu tidak mengurangi nilai epik kisah kepahlawanan tersebut. Dan mungkin beberapa pembaca akan sedikit kesusahan dalam mengartikan kata kata arkais dalam cerita tersebut. Akhir kata, buku ini direkomendasikan untuk dibaca karena memiliki nilai-nilai positif yang dapat membuat pembaca lebih mensyukuri dan menghargai kehidupan sekarang.
600 # 4 $a fiksi Indonesia, prosa Indonesia
990 # # $a 00788/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00789/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00790/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00791/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00792/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00793/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00794/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00795/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00796/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00797/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00798/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00799/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00800/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00801/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00802/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00803/PSMUH/Hib/2005
990 # # $a 00804/PSMUH/Hib/2005
Content Unduh katalog