Cite This        Tampung        Export Record
Judul ISLAM DI TINJAU BERBAGAI ASPEKNYA JILID 1 / Prof. Dr. Harun Nasution
Pengarang Nasution
EDISI Cet. 5
Penerbitan Jakarta : Universitas Indonesia, 1985
Deskripsi Fisik 126 hlm ;14,5 x 21 cm
Subjek Agama Islam
Catatan B. Ringkasan Dikalangan masyarakat Indonesia terdapat kekeliruan pemahaman tentang Islam. Tidak hanya dikalangan agama umat non-Islam, tetapi dikalangan umat Islam sendiri. Hal ini terjadi karena kurikulum pendidikan agama Islam di Indonesia hanya menekankan pada aspek ibadat, fikih, tauhid, tafsir, hadist dan bahasa Arab. Padahal dalam Islam tidak hanya membahas aspek ibadat, tauhid dan fikih saja, masih banyak aspek yang lainnya. Melalui buku Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Prof.Dr. Harun Nasution ingin menjelaskan bagaimana hakikat Islam yang sesungguhnya sangat luas. Dalam Islam terdapat aspek teologi, aspek ajaran spiritual dan aspek moral, aspek sejarah, spek kebudayaan, aspek politik, aspek hukum, aspek lembaga-lembaga kemasyarakatan, aspek mistikme dan tarekat, aspek falsafat, aspek ilmu pengetahuan dan aspek pemikiran serta usaha-usaha pembaharuan dalam Islam. Disamping itu, buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya pun disusun dalam rangka mencoba mengisi kekosongan literatur dalam bahasa Indonesia mengenai Islam dalam berbagai aspeknya. Buku ini tersusun atas dua jilid, yang pertama lebih banyak mengandung aspek-aspek sejarah, kebudayaan, dan lembaga-lembaga di samping aspek spriritual dan moral. Sedangkan yang kedua berisikan aspek-aspek pemikiran yang ada dalam Islam. C. Isi Buku Secara keseluruhan buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya tidak mengguraikan secara mendalam, hanya menguraikan secara garis besarnya saja. Namun apabila pembaca ingin mengetahui lebih dalam tentang aspek-aspek tersebut, pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan penjelasan melalui buku-buku yang terdapat dalam daftar buku bacaan. Dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya jilid I ini, terdapat 6 pokok bahasan (Bab), yaitu: 1. Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya; 2. Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya; 3. Aspek Ibadat, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral; 4. Aspek Sejarah dan Kebudayaan, dibagi kedalam: a. Periode Klasik (650-1250M) b. Periode Pertengahan (1250-1800M) c. Periode Modern (1800M); 5. Aspek Politik; 6. Lembaga-lembaga Kemasyarakatan. BAB I : Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya Dalam bab ini dibahas bahwa agama merupakan ikatan-ikatan yang harus di pegang dan dipatuhi oleh manusia, yaitu ikatan antara manusia dengan Tuhan. Didalamnya terdapat : kekuatan gaib, keyakinan manusia pada dunia dan akhirat, respon emosional manusia, kepercayaan terhadap adanya kudus dan suci. Adapun bentuk-bentuk agama primitif : dinamisme (percaya pada benda-benda), Animisme (percaya pada roh), politisme (percaya pada dewa). Lalu meningkat pada Henoteisme (mengakui 1 Tuhan hanya 1 Bangsa), kemudian berkembang menjadi Monoteisme (Tuhan alam semesta). Pada hakikatnya semua agama memiliki tujuan yang baik, karena memerintahkan pemeluknya untuk menjauhi kejahatan. BAB II : Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya Dalam bab ini, dijelaskan sejarah turunnya Al-Qur’an dan Hadist, serta membahas pengertian Islam secara luas . Al-Qur’an turun melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dalam waktu 23 Tahun hingga dikumpumpulkan dan diperbanyak oleh Usman pada 644-655 M. Sedangkan hadist berasal dari Sunnah hingga pada abad ke 3 Hijriah dibukukan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud, Al-Nasai, Al-Tarmizi dan Ibnu Majah. Islam merupakan agama monoteisme, yaitu percaya hanya pada Tuhan yang Maha Esa. Dalam Islam terdapat ajaran tauhid (kepercayaan pada Rasul, Al-Qur’an, hari akhir dan lainnya), ajaran ibadah yang memiliki tujuan agar roh menjadi suci dan menjadi manusia yang baik melalui cara formil mendekati Tuhan, ajaran tassawuf (mistisme) muncul karena golongan Sufi merasa kurang puas bila hanya mendekati Allah dengan cara formal (ibadah) Sufi-sufi memiliki murid-murid yang meneruskan ajarannya hingga muncul berbagai tarekat. Sedangkan dalam aspek lembaga politik terdapat Sunni dan Syiah, dalam aspek teologi terdapat aliran liberal, tradisional dan aliran yang tidak terlalu tradisional dan liberal. Juga terdapat aspek filsatat dan hukum. BAB III: Aspek Ibadat, latihan spiritual dan ajaran moral. Dalam bab ini dijelaskan bahwa roh manusia bersifat immaterial yang sangat memiliki kebutuhan spiritual, oleh karena itu sangat penting memberikan latihan kerohanian untuk mensucikan dengan cara beribadah. Sedangkan inti dari ajaran-ajaran Islam berkisar antara baik dan buruk perbuatan. As-Syafi’i berpendapat bahwa baik dan buruknya manusia tidak dapat diketahui oleh akal, wahyulah yang menentukan baik dan buruknya perbuatan manusia. Sedangkan Mu’tazilah berpendapat bahwa akal manusia cukup kuat untuk mengetahui baik dan buruk dan wahyu datang hanya untuk memperkuat. BAB IV : Aspek Sejarah dan Kebudayaan. Pada bab ini dijelaskan bahwa masa kemajuan dimulai oleh Khalifah Abu Bakar dengan menyelesaikan perang Riddah, dilanjutkan oleh Khalifah Umar bin Khatab dengan memulai ekspansi dan berhasil memperluas wilayah kedudukan Islam, kemudian dilanjutkan oleh Usman bin Affan yang menghentikan ekspansi karena terjadi perpecahan dan kekacauan., dilanjutkan oleh Ali bin Abu Thalib hingga Ali terbunuh. Kemudian muncul Dinasti Umayah yang melakukan ekspansi kedua. pada zaman Dinasti Umayyah, daerah-daerah yang berhasil dikuasai Islam sangatlah luas, diantaranya Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Pakistan, Rurkmenia, Uzbek dan Kirgis. Namun Dinasti Umayyah akhirnya mengalami masa kelemahan setelah mengalami puncak kejayaan pada masa Al-Walid I. BAB V : Aspek Politik. Pada bab ini membahas tentang sejarah politik pada Masa Nabi hingga para Sahabatnya. Secara keseluruhan pada masa itu terdapat tiga golongan politik, yaitu golongan Ali (Syi’ah), golongan Khawarij, dan golongan Mu’awiah (Bani Umayyah). Pada masa itu, menentukan khalifah (pemerintahan) sudah seperti negara yang berbentuk republik. Dalam arti bahwa kepala negara dipilih tidak secara turun menurun melainkan atas persetujuan dan pengakuan umat, yang dikenal dengan bay’ah. BAB VI : Lembaga-lembaga Kemasyarakatan Berisi mengenai sistem lembaga-lembaga atau pranata sosial pada masa dahulu. Dimana pada masa itu lembaga-lembaga yang berdiri atau yang ada sudah seperti lembaga-lembaga pada negara modern saat ini. Mulai dari kepala pemerintahan hingga sampai tinggat yang terendah pun secara keseluruhan sama dengan yang diterapkan di Indonesia saat ini. Namun yang membedakannya adalah pada saat itu Nabi Muhammad memegang seluruh kekuasaan sedangkan di Indonesia kekuasaan kepala negara dibagi menjadi tiga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. D. Kesimpulan Secara keseluruhan buku ini hampir sempurna, karena disusun dengan bahasa yang ringan dan sitematis sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. Di samping itu, terdapat daftar pustaka dan catatan kaki sehingga mempermudah pembaca untuk mencari referensi lain. Materi yang disajikan pun cukup bagus dan diurutkan secara tepat, hanya saja ada beberapa kekurangan dalam penulisan kalimat tidak sesuai dengan EYD.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Tidak ada kode yang sesuai

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000001553 297 NAS i Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
00000001554 297 NAS i Dapat dipinjam Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh - Perpustakaan Perguruan Muhammadiyah Cipondoh Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000765
005 20220902102019
007 ta
008 220902################|##########0#ind##
035 # # $a 0010-0922000002
082 # # $a 297
084 # # $a 297 NAS i
100 1 # $a Nasution
245 1 # $a ISLAM DI TINJAU BERBAGAI ASPEKNYA JILID 1 /$c Prof. Dr. Harun Nasution
250 # # $a Cet. 5
260 # # $a Jakarta :$b Universitas Indonesia,$c 1985
300 # # $a 126 hlm ; $c 14,5 x 21 cm
500 # # $a B. Ringkasan Dikalangan masyarakat Indonesia terdapat kekeliruan pemahaman tentang Islam. Tidak hanya dikalangan agama umat non-Islam, tetapi dikalangan umat Islam sendiri. Hal ini terjadi karena kurikulum pendidikan agama Islam di Indonesia hanya menekankan pada aspek ibadat, fikih, tauhid, tafsir, hadist dan bahasa Arab. Padahal dalam Islam tidak hanya membahas aspek ibadat, tauhid dan fikih saja, masih banyak aspek yang lainnya. Melalui buku Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, Prof.Dr. Harun Nasution ingin menjelaskan bagaimana hakikat Islam yang sesungguhnya sangat luas. Dalam Islam terdapat aspek teologi, aspek ajaran spiritual dan aspek moral, aspek sejarah, spek kebudayaan, aspek politik, aspek hukum, aspek lembaga-lembaga kemasyarakatan, aspek mistikme dan tarekat, aspek falsafat, aspek ilmu pengetahuan dan aspek pemikiran serta usaha-usaha pembaharuan dalam Islam. Disamping itu, buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya pun disusun dalam rangka mencoba mengisi kekosongan literatur dalam bahasa Indonesia mengenai Islam dalam berbagai aspeknya. Buku ini tersusun atas dua jilid, yang pertama lebih banyak mengandung aspek-aspek sejarah, kebudayaan, dan lembaga-lembaga di samping aspek spriritual dan moral. Sedangkan yang kedua berisikan aspek-aspek pemikiran yang ada dalam Islam. C. Isi Buku Secara keseluruhan buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya tidak mengguraikan secara mendalam, hanya menguraikan secara garis besarnya saja. Namun apabila pembaca ingin mengetahui lebih dalam tentang aspek-aspek tersebut, pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan penjelasan melalui buku-buku yang terdapat dalam daftar buku bacaan. Dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya jilid I ini, terdapat 6 pokok bahasan (Bab), yaitu: 1. Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya; 2. Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya; 3. Aspek Ibadat, Latihan Spiritual dan Ajaran Moral; 4. Aspek Sejarah dan Kebudayaan, dibagi kedalam: a. Periode Klasik (650-1250M) b. Periode Pertengahan (1250-1800M) c. Periode Modern (1800M); 5. Aspek Politik; 6. Lembaga-lembaga Kemasyarakatan. BAB I : Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya Dalam bab ini dibahas bahwa agama merupakan ikatan-ikatan yang harus di pegang dan dipatuhi oleh manusia, yaitu ikatan antara manusia dengan Tuhan. Didalamnya terdapat : kekuatan gaib, keyakinan manusia pada dunia dan akhirat, respon emosional manusia, kepercayaan terhadap adanya kudus dan suci. Adapun bentuk-bentuk agama primitif : dinamisme (percaya pada benda-benda), Animisme (percaya pada roh), politisme (percaya pada dewa). Lalu meningkat pada Henoteisme (mengakui 1 Tuhan hanya 1 Bangsa), kemudian berkembang menjadi Monoteisme (Tuhan alam semesta). Pada hakikatnya semua agama memiliki tujuan yang baik, karena memerintahkan pemeluknya untuk menjauhi kejahatan. BAB II : Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya Dalam bab ini, dijelaskan sejarah turunnya Al-Qur’an dan Hadist, serta membahas pengertian Islam secara luas . Al-Qur’an turun melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dalam waktu 23 Tahun hingga dikumpumpulkan dan diperbanyak oleh Usman pada 644-655 M. Sedangkan hadist berasal dari Sunnah hingga pada abad ke 3 Hijriah dibukukan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud, Al-Nasai, Al-Tarmizi dan Ibnu Majah. Islam merupakan agama monoteisme, yaitu percaya hanya pada Tuhan yang Maha Esa. Dalam Islam terdapat ajaran tauhid (kepercayaan pada Rasul, Al-Qur’an, hari akhir dan lainnya), ajaran ibadah yang memiliki tujuan agar roh menjadi suci dan menjadi manusia yang baik melalui cara formil mendekati Tuhan, ajaran tassawuf (mistisme) muncul karena golongan Sufi merasa kurang puas bila hanya mendekati Allah dengan cara formal (ibadah) Sufi-sufi memiliki murid-murid yang meneruskan ajarannya hingga muncul berbagai tarekat. Sedangkan dalam aspek lembaga politik terdapat Sunni dan Syiah, dalam aspek teologi terdapat aliran liberal, tradisional dan aliran yang tidak terlalu tradisional dan liberal. Juga terdapat aspek filsatat dan hukum. BAB III: Aspek Ibadat, latihan spiritual dan ajaran moral. Dalam bab ini dijelaskan bahwa roh manusia bersifat immaterial yang sangat memiliki kebutuhan spiritual, oleh karena itu sangat penting memberikan latihan kerohanian untuk mensucikan dengan cara beribadah. Sedangkan inti dari ajaran-ajaran Islam berkisar antara baik dan buruk perbuatan. As-Syafi’i berpendapat bahwa baik dan buruknya manusia tidak dapat diketahui oleh akal, wahyulah yang menentukan baik dan buruknya perbuatan manusia. Sedangkan Mu’tazilah berpendapat bahwa akal manusia cukup kuat untuk mengetahui baik dan buruk dan wahyu datang hanya untuk memperkuat. BAB IV : Aspek Sejarah dan Kebudayaan. Pada bab ini dijelaskan bahwa masa kemajuan dimulai oleh Khalifah Abu Bakar dengan menyelesaikan perang Riddah, dilanjutkan oleh Khalifah Umar bin Khatab dengan memulai ekspansi dan berhasil memperluas wilayah kedudukan Islam, kemudian dilanjutkan oleh Usman bin Affan yang menghentikan ekspansi karena terjadi perpecahan dan kekacauan., dilanjutkan oleh Ali bin Abu Thalib hingga Ali terbunuh. Kemudian muncul Dinasti Umayah yang melakukan ekspansi kedua. pada zaman Dinasti Umayyah, daerah-daerah yang berhasil dikuasai Islam sangatlah luas, diantaranya Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Pakistan, Rurkmenia, Uzbek dan Kirgis. Namun Dinasti Umayyah akhirnya mengalami masa kelemahan setelah mengalami puncak kejayaan pada masa Al-Walid I. BAB V : Aspek Politik. Pada bab ini membahas tentang sejarah politik pada Masa Nabi hingga para Sahabatnya. Secara keseluruhan pada masa itu terdapat tiga golongan politik, yaitu golongan Ali (Syi’ah), golongan Khawarij, dan golongan Mu’awiah (Bani Umayyah). Pada masa itu, menentukan khalifah (pemerintahan) sudah seperti negara yang berbentuk republik. Dalam arti bahwa kepala negara dipilih tidak secara turun menurun melainkan atas persetujuan dan pengakuan umat, yang dikenal dengan bay’ah. BAB VI : Lembaga-lembaga Kemasyarakatan Berisi mengenai sistem lembaga-lembaga atau pranata sosial pada masa dahulu. Dimana pada masa itu lembaga-lembaga yang berdiri atau yang ada sudah seperti lembaga-lembaga pada negara modern saat ini. Mulai dari kepala pemerintahan hingga sampai tinggat yang terendah pun secara keseluruhan sama dengan yang diterapkan di Indonesia saat ini. Namun yang membedakannya adalah pada saat itu Nabi Muhammad memegang seluruh kekuasaan sedangkan di Indonesia kekuasaan kepala negara dibagi menjadi tiga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. D. Kesimpulan Secara keseluruhan buku ini hampir sempurna, karena disusun dengan bahasa yang ringan dan sitematis sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. Di samping itu, terdapat daftar pustaka dan catatan kaki sehingga mempermudah pembaca untuk mencari referensi lain. Materi yang disajikan pun cukup bagus dan diurutkan secara tepat, hanya saja ada beberapa kekurangan dalam penulisan kalimat tidak sesuai dengan EYD.
600 # 4 $a Agama Islam
990 # # $a 01515/PSMUH/Hib/2012
990 # # $a 01516/PSMUH/Hib/2012
Content Unduh katalog